Dollar Naik, Industri Logam Tegal Kelimpungan dan Harga Besi Tak Konstan

Melemahnya nilai rubah mata uang Rupiah pada Dollar bikin sejumlah pebisnis logam besi di Kabupaten Tegal risau. Karenanya dengan nilai rubah yg hampir tembus angka Rp 15 ribu bikin ketersediaan bahan baku logam terhambat.

Satu pebisnis logam asal Desa Kajen, Kecamatan Talang, Fauzi Sobri (72) umpamanya. Dirinya sendiri tak memperoleh kiriman ketersediaan bahan baku besi dari pabrik. “Sudah seminggu ini, bahan baku besi yg dari pabrik di Jakarta udah habis, ” ujarnya.

Yang menimbulkan habisnya persediaan berkat pabrik penyedia bahan baku besi tak kuat beli di luar negeri. “Katanya mereka udah gak kuat beli, lantaran harga besi mentah bertambah mahal, ” kata ia.

Praktis, pebisnis pembuatan sparepart motor ini cuma memercayakan bekas persediaan. Karena itu, dia kerepotan terima pesanan dari pabrik motor dari Jakarta yg lumayan banyak. “Sementara kita stop terima pesanan, ” kata ia.

Dia mengakui, September ini belumlah ada pesanan yg tengah di kerjakan. Dia cuma menyelesaikan pesanan yg udah masuk 1bulan yang silam.

Artikel Lainnya : harga besi kolom praktis

Fauzi lantas mengakui risau dengan keadaan begini. Walaupun belum hingga merumahkan pekerja, dia tak menanggung bisa membela banyak karyawannya dalam seminggu ke depan.

“Karyawan kami yg sejumlah 30 orang masih kerja. Akan tetapi bila dollar masih mahal, tak dapat menanggung bisa bertahan dalam seminggu ke depan. Dapat stop line, ” keluhnya.

Hal sama di alami penjual besi asal Desa Talang, Syaefudin (36) . Dijelaskan, udah sejak mulai tiga hari terakhir banyak konsumen yg menghentikan pesanan lantaran melambungnya harga besi. “Banyak yg selanjutnya batalin pesanan. Lantaran terkejut harga bertambah mahal, ” kata ia.

Sesungguhnya, ujarnya, harga jual besi udah mulai merayap naik sejak mulai pertengahan Agustus. Seandainya dirata-rata naiknya harga jual lebih kurang 3 prosen. “Pertengahan Agustus harga jual udah mulai naik. Dari Rp 7 ribu saat ini jadi Rp 15 ribu. Lantaran persediaan besi kita dari Jakarta yg peluang produk import, ” jelas ia.

Dia lantas tak berani menyetok besi banyak, berkat harga besi masih tak konstan. “Gak berani nyetok banyak. Bila pengin beli disaat ada pesanan saja. Ditambah lagi sekarang banyak konsumen yg menghentikan pesanannya, ” ujarnya

Leave a comment